Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran


A.    Pengertian Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya, yaitu; sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Sedangkan dalam kamus bahasa Inggris, istilah lingkungan sangat beragam, yaitu; circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling .
Literatur lain menj
elaskan, bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan ini terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati), dan budaya manusia . 
Sedangkan pendapat lainnya menerangkan, bahwa manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan .
Dari beberapa pengertian dan pendapat diatas, dapat kita simpulkan, bahwa lingkungan sebagai media pembelajaran atau lingkungan pendidikan adalah suatu tempat atau wadah yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati yang dimanfaatkan manusia untuk berinteraksi dan menjalani proses belajar secara optimal sehingga tercipta secara sadar peradaban dunia.
B. Tujuan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
            Tujuan lingkungan sebagai media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar untuk mengupayakan terjadinya proses komunikasi dan interaksi antara peserta didik dan masyarakat serta alam. Interaksi yang baik akan menumbuhkan saling pengertian antara mereka, sehingga miskomunikasi dapat diminimalisir atau bahkan tidak akan terjadi, yang harapannya adalah terjadi peningkatan relevansi antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat dan kesadaran melestarikan alam yang dapat menjadikan peserta didik akrab dengan alam dan memiliki rasa cinta pada lingkungan sekitarnya serta nyaman dalam menjalani proses pembelajaran .
            Selain itu, tujuan lingkungan yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah untuk membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan, dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif. Dengan demikian, mutu sumber daya manusia makin lama semakin berkembang dan meningkat .
            Disamping itu, lingkungan yang digunakan sebagai media pembelajaran juga bertujuan untuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi atau mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu. Sehubungan dengan hal itu, maka lingkungan ini bertugas mengajarkan berbagai macam keterampilan dan keahlian .
Jadi, beberapa tujuan di atas telah jelas menunjukkan, bahwa lingkungan yang digunakan sebagai media pembelajaran memberikan penekanan variasi di dalam penggunaannya dari masa ke masa. Bahkan ditegaskan, sekecil apa pun aspek tujuan itu, tetap akan tergarap didalamnya.
C. Keuntungan & Kelemahan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
            Peserta didik yang kita bawa keluar dari sekolah atau kelas untuk melakukan kegiatan pemebelajaran di alam memang tidak terbatas waktu dalam arti, tidak memakan waktu yang begitu lama, tapi bisa berlangsung dalam satu atau dua jam pembelajaran, bergantung kepada apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya.
Pemanfaatn lingkungan sebagai media pembelajaran memang terkadang lebih bermakna, karena peserta didik dapat dihadapkan secara langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran , diantaranya;
1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan dibandingkan duduk dalam ruangan (kelas) selama berjam-jam, sehingga motivasi belajar peserta didik akan lebih tinggi.

2. Hakikat belajar akan lebih bermakna, karena peserta didik dihadapkan langsung dengan situasi dan kondisi yang sebenarnya.
3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebh kaya serta lebih faktual, sehingga kebenarannya lebih akurat.

4. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif, karena dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti; mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, dan menguji fakta.
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya, sebab lingkungan yang dapat dipelajari sangat beraneka ragam, seperti; lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.

6. Peserta didik juga dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan disekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.

            Sedangkan, kelemahan dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran adalah tidak seperti pembelajaran dalam kelas, pembelajaran diluar kelas harus disiapkan secara matang, karena bila kurang persiapan, dapat mengakibatkan adanya kesan main-main ketika pembelajaran berlangsung.
            Selanjutnya, terdapat anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, padahal pembelajaran cukup dilaksanakan selama beberapa menit saja kemudian dilanjutkan di kelas.
REPORT THIS AD
D. Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

            Kondisi lingkungan, sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Sehingga, dilihat dari sudut pandang kondisi lingkungan, lingkungan dapat di bagi menjadi dua, yaitu: lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembapan, kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial adalah yang berkaitan dengan interaksi manusia. Seperti obrolan di sekitar kelas, teriakan peserta didikdi lapangan. Karena itu, sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar .
Lingkungan masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis lingkungan belajar, yaitu sebagai berikut :

1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat. Seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencahaarian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama, dan system nilai. Lingkungan sosial ini biasanya digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial, bahasa, dan kemanusiaan.
Dan dalam praktek pengajaran yang memanfaatkan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang dekat dahulu. Seperti keluarga, tetangga, RT, RW, kampung, desa, kecamatan, dan seterusnya.
Kemudian, pengajaran tersebut harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik. Misalnya dalam materi pelajaran zakat, peserta didikdiberi tugas untuk mengumpulkan zakat di masjid sekitar rumah secara berkelompok, lalu mendata warga yang berhak mendapatkan zakat, setelah itu peserta didikmembagikan zakat tersebut kepada orang-orang yang berhak.
Melalui kegiatan belajar yang seperti itu, peserta didiklebih aktif dan lebih produktif, karena mereka mengarahkan usahanya untuk memperoleh informasi dan pengalaman yang sebanyak banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan faktual.
2. Lingkungan Alam
            Lingkungan alam ini berkaitan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti  keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, dan sumber daya alam. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Aspek-aspek lingkungan alam ini dapat dipelajari secara langsung oleh para peserta didik dengan mudah, melalui pengamatan dan pencatatan secara pasti. Karena mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap, tidak seperti dalam lingkungan sosial. Misalnya dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi di dalam proses pertumbuhan makhluk. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk faktor penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan alam, diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
3.Lingkungan Buatan 
            Selain lingkungan sosial dan lingkunga alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan, yaitu: lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibuat oleh manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan ini terdiri dari irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.
            Peserta didik dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek, seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan ini dapat dikaitkan dengan berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah.
            Dari ketiga lingkungan belajar di atas, dapat dimanfaatkan oleh sekolah dalam proses belajar-mengajar melalui perencanaan yang seksama oleh para tenaga pendidik bidang studi baik secara individu maupun kelompok. Penggunaan lingkungan belajar dapat dilakukan pada jam pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran seperti pemberian tugas. Dengan demikian, fungsi dari lingkungan adalah untuk memperkaya materi pembelajaran, memperjelas prinsip, dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi dan dapat dijadikan sebagai laboratorium belajar para peserta didik.

E. Teknik Menggunakan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
            Dalam memanfaatkan lingkungan belajar, terdapat teknik-teknik yang harus diketahui terlebih dahulu. Agar para tenaga pendidik yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Survey
Peserta didik mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan mengamati proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan nara sumber, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Lalu, hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh tenaga pendidik dan peserta didik untuk melengkapi bahan pembelajaran. Pelajaran yang dapat digunakan untuk survey diutamakan bidang studi ilmu sosial, bahasa, dan kemasyarakatan.

2. Kamping atau berkemah
Kegiatan berkemah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena peserta didik harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.

3. Field trip atau karyawisata
Karyawista adalah kunjungan peserta didik keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilaksanakan, terlebih dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara mempelajarinya, dan kapan sebaiknya dipelajari. Objek karyawisata harus sesuai dengan bahan pembelajaran, misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya. Karyawisata selain untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
4. Praktik Lapangan
Praktil lapangan ini dilaksanakan oleh para peserta didik untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa PBA diterjunkan ke sekolah SMP untuk melatih kemampuan sebagai tenaga pendidik di sekolah. Peserta didik SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan lain- lain. Dengan demikian, praktik lapangan berkaitan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5. Mengundang Nara Sumber

            Teknik kelima ini berbeda dengan teknik-teknik sebelumnya. Jika pada teknik sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, sedangkan pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para peserta didik. Nara sumber yang diundang, hendakanya relevan dengan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan tenaga pendidik di sekolah. Dan kriteria nara sumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan, bukan jabatan atau kedudukannya.

6. Proyek Pelayanan dan Pengabdian Pada Masyarakat
Cara ini dapat dilakukan, apabila sekolah (tenaga pendidik dan peserta didik secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para peserta didik maupun bagi masayarakat setempat. Bagi peserta didik bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan keterampilan belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat bermanfaat untuk memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat itu sendiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSIORY, HEURISTIK, INDUKTIF, DEDUKTIF

PERBANDINGAN TAKSONOMI BLOOM YANG TELAH DI REVISI DAN BELUM DI REVISI

Cara membuat slide presentasi powerpoint yang baik dan menarik.