PERBANDINGAN TAKSONOMI BLOOM YANG TELAH DI REVISI DAN BELUM DI REVISI
Taksonomi Bloom Lama dan Taksonomi Bloom Revisi
A. Taksonomi
sebelum revisi
Pada tahun 1956 Bloom mengklasifikan tujuan kognitif
dalam enam level, yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge),
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan
mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan
manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik
definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas
minimum untuk produk,
2. Pemahaman (comprehension),
Tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang
berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan
ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat
menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan
ide-ide lain dengan segala implikasinya.
3. Aplikasi (apply),
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja.
Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di
produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram
4. Analisis (analysis),
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg
rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab
meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap
penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5. Sintesis (synthesis),
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat
sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus
didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini
seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat
reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya
kualitas produk.
6. Evaluasi (evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang
cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai
alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi,
nilai manfaat, nilai ekonomis,
B. Taksonomi
Bloom Setelah Direvisi
Menurut Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) dimensi
proses kognitif terdiri atas beberapa tingkat yaitu:
1. Remember (Mengingat)
Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali
pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori Remember terdiri
dari proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).
Untuk menilai Remember, siswa diberi soal yang berkaitan dengan
proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).
a. Recognizing (mengenal
kembali).
Recognizing adalah memperoleh kembali pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang kemudian membandingkannya dengan informasi
yang tersaji. Dalam Recognizing, siswa mencari potongan informasi
dalam memori jangka panjang yang identik atau hampir sama dengan informasi yang
baru disampaikan. Ketika menemui informasi baru, siswa menentukan mana
informasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang sebelumnya diperoleh kemudian
mencari yang cocok.
b. Recalling (mengingat)
Recalling adalah memperoleh kembali pengetahuan yang
sesuai dari memori jangka panjang ketika merespon suatu masalah atau diberikan
suatu perintah. Perintah dapat berupa sebuah pertanyaan. Dalam Recalling,
siswa mencari sebagian informasi dalam memori jangka panjang, kemudian
membawanya untuk mengerjakan memori dimana informasi ini dapat diproses.
2. Understand (Memahami)
Memahami adalah kemampuan merumuskan makna
dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan maupun grafik. Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan hubungan
antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka yang lalu.
Kategori Understand terdiri dari proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan),
Exemplifying (memberi contoh), Classifying (mengklasifikasikan),
Summarizing(menyimpulkan), Inferring (menduga),
Comparing (membandingkan), danExplaining (menjelaskan)
a. Interpreting (menginterpretasikan)
Interpreting adalah kemampuan siswa untuk mengubah informasi
yang disajikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Interpreting dapat
berupa mengubah kalimat ke kalimat, gambar ke kalimat, angka ke kalimat,
kalimat ke angka, dan lain sebagainya.
b. Exemplifying
(memberi contoh)
Exemplifying adalah kemampuan siswa untuk memberikan contoh
yang spesifik atau contoh mengenai konsep secara umum. Exemplifying dapat
pula berarti mengidentifikasi pengertian dari bagian-bagian pada konsep umum.
c. Classifying (mengklasifikasikan)
Classifying adalah ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu
merupakan bagian dari suatu kategori. Classifying dapat
diartikan pula sebagai mendeteksi ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri
atau pola tersebut sesuai dengan kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika Exemplifying dimulai
dari konsep umum dan meminta siswa untuk mencari contoh khususnya, makaClassifying dimulai
dari contoh khusus dan meminta siswa untuk mencari konsep umumnya.
d. Summarizing (menyimpulkan)
Siswa dikatakan memiliki kemampuan Summarizing ketika
siswa dapat memberikan pernyataan tunggal yang menyatakan informasi yang
disampaikan atau topik secara umum.
e. Inferring (menduga)
Inferring berarti dapat mencari pola dari beberapa contoh
kasus. Siswa dikatakan memiliki kemampuan Inferring jika siswa
dapat membayangkan konsep atau prinsip yang merupakan bagian dari contoh dengan
cara mengkode karakteristik yang sesuai dari masing-masing contoh dan lebih
penting lagi dengan tidak ada hubungan antara contoh-contoh tersebut.
f. Comparing (membandingkan)
Comparing adalah kemampuan menunjukkan persamaan dan
perbedaan antara dua atau lebih objek. Comparing dapat juga
diartikan sebagai mencari korespondensi satu-satu antara objek yang satu dengan
objek yang lain.
g. Explaining (menjelaskan)
Explaining adalah kemampuan merumuskan dan menggunakan
model sebab akibat sebuah sistem. Siswa yang memiliki kemampuan menjelaskan
dapat menggunakan hubungan sebab akibat antar bagian dalam suatu sistem.
3. Apply (Menerapkan)
Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk
menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa terlatih
untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal.
Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif kemampuan
melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan (Implementing).
a. Executing (melakukan)
Dalam Executing, jika siswa menemui soal
yang sudah dikenal, siswa akan mengetahui prosedur yang akan digunakan. Keadaan
yang sudah dikenal ini sering memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara
apa yang akan digunakan. Executing lebih cenderung kepada
kemampuan menyelesaikan masalah secara skill dan algoritma daripada kemampuan
teknik dan metode. Skill dan algoritma memiliki ciri sebagai berikut: 1)
langkah pengerjaan soal lebih berurutan 2) jika setiap langkah dikerjakan
dengan benar, maka hasil yang akan diperoleh juga pasti benar.
b. Implementing (menerapkan)
Dalam Implementing, siswa memilih dan
menggunakan prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum dikenal siswa. Karena
itu, siswa harus memahami benar masalah tersebut sehingga siswa dapat menemukan
prosedur yang tepat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Implementingberhubungan
dengan dua kategori yang lain yaitu Understand dan Create.
Karena siswa belum mengenal soal yang dihadapi sehingga siswa belum mengetahui
prosedur apa yang akan digunakan. Karena itu, kemungkinan prosedur yang akan
digunakan bukan hanya satu, mungkin membutuhkan beberapa prosedur yang
dimodifikasi. Implementing berhubungan dengan teknik dan
metode daripada skill dan algoritma. Teknik dan metode memiliki dua ciri: 1)
prosedur mungkin lebih cenderung berupa flowchart daripada
langkah yang berurutan, karena itu prosedur memiliki beberapa titik tujuan, 2)
jawaban mungkin tidak tunggal. Jawaban yang tepat mungkin terjadi jika setiap
langkah dilakukan dengan benar.
4. Analyze (Menganalisis)
Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu
kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut
dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya.
Analisis menekankan pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi
bagian-bagian dan melihat hubungan antar bagian tersebut. Di tingkat analisis,
seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola
atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan
akibat dari sebuah skenario yang rumit. Kategori Apply terdiri
kemampuan membedakan (Differentiating), mengorganisasi (Organizing)
dan memberi simbol (Attributing)
a. Differentiating (membedakan)
Membedakan meliputi kemampuan membedakan bagian-bagian
dari keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai.
b. Organizing (mengorganisasi)
Mengorganisasi meliputi kemampuan mengidentifikasi
unsur-unsur secara bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait.
c. Attributing (Memberi
simbol)
Attributing adalah kemampuan siswa untuk menyebutkan tentang
sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu masalah yang diajukan. Attributingmembutuhkan
pengetahuan dasar yang lebih agar dapat menerka maksud dari inti permasalahan
yang diajukan.
5. Evaluate (Menilai)
Menilai didefinisikan sebagai kemampuan
melakukan judgement berdasar pada kriteria dan standar
tertentu. Kriteria sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas,
efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar digunakan dalam menentukan
kuantitas maupun kualitas.
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) danCritiquing (mengkritik).
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) danCritiquing (mengkritik).
a. Checking (mengecek)
Cheking adalah kemampuan untuk mengetes konsistensi
internal atau kesalahan pada operasi atau hasil. mendeteksi keefektifan
prosedur yang digunakan.
b. Critiquing (mengkritik)
Critique adalah kemampuan memutuskan hasil atau operasi
berdasarkan criteria dan standar tertentu. mendeteksi apakah
hasil yang diperoleh berdasarkan suatu prosedur menyelesaikan suatu masalah
mendekati jawaban yang benar
6. Create (Berkreasi)
Create didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru,
produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian. Create di
sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang
menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau
fungsional. Siswa dikatakan mampu Create jika dapat membuat
produk baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk atau
stuktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses Create umumnya
berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang sebelumnya.
Proses Create dapat dipecah mnjadi
tiga fase yaitu: masalah diberikan, dimana siswa mencoba untuk memahami soal,
dan mengeluarkan solusi yang mungkin; perencanaaan penyelesaian, di mana siswa
memeriksa kemungkinan dan memikirkan rancangan yang dilaksanakan; dan pelaksanaan
penyelesian, di mana siswa berhasil melaksanakan rencana. Karena itu, proses
kreatif dapat diartikan sebagai awalan yang memiliki fase yang berbeda di mana
akan muncul kemungkinan penyelesaian yang bermacam-macam sebagaimana yang
dilakukan siswa yang mencoba untuk memahami soal (Generating). Langkah
ini dilanjutkan dengan langkah yang mengerucut, dimana siswa memikirkan metode
penyelesaian dan menggunakannya dalam rancangan kegiatan (Planning).
Terakhir, rencana dilaksanakan dengan cara siswa menyusun penyelesaian (Producing).
Sedangkan dimensi pengetahuan terdiri atas pengetahuan
faktual (factual knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual
knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan
pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge). Pengetahuan
faktual adalah pengetahuan dasar yang harus diketahui siswa sehingga
siswa mampu memahami suatu masalah atau memecahkan masalah tersebut.
Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan-pengetahuan dasar yang saling
berhubungan dan dengan struktur yang lebih besar sehingga dapat
digunakan secara bersama-sama. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
mengenai bagaimana untuk melakukan sesuatu ; metode untuk mencari sesuatu ,
suatu pengetahuan yang mengutamakan kemampuan, algoritma, teknik dan metode.
Pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan yang melibatkan pengetahuan kognitif
secara umum. (Anderson dan Krathwohl, 2001:45-56). Pada penelitian ini hanya
akan dibahas Revised Bloom’s Taxonomy dari salah satu
dimensi saja yaitu dimensi proses kognitif (the cognitive process dimension).
Perbandingan Taksonomi Bloom Lama dan Taksonomi Bloom
Revisi
Dahulu kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis
terhadap ranah kognitif Bloom menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6.
Klasifikasi hirarkhis itu masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom
tersebut sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda. Ada hal yang sama sekali
baru dalam taksonomi Bloom yang baru ini. Sistem hirarkhis yang dulu digunakan
dalam Bloom dari C1 sampai C6 merupakan salah satu dimensi dalam klasifikasi
tersebut, yaitu dimensi proses kognitif. Hanya saja dalam dimensi proses
kognitif, pada taksonomi yang baru mengalami revisi seperti yang akan diuraikan
berikut ini.
Tingkatan Ranah Kognitif
|
Lama
|
Baru/ Dimensi
|
C1
|
Knolwdge
|
Remember
|
C2
|
Understand
|
Understand
|
C3
|
Apply
|
Apply
|
C4
|
Analyze
|
Analyze
|
C5
|
Aynthesis
|
Evaluate
|
C6
|
Evaluate
|
Create
|
Tabel di atas menunjukkan secara singkat perbedaan C1
sampai dengan C6 secara singkat.
Hal yang sama sekali baru adalah munculnya dimensi
yang lain dalam taksonomi Bloom, yaitu dimensi pengetahuan kognitif. Dimensi
pengetahuan kognitif dibedakan pula secara hirarkhis menjadi empat kategori
yaitu: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural,
serta pengetahuan metakognitif.
Terimakasih semoga bermanfaat...
Sri wahyuni
(A1C318012)
Universitas jambi
Terimakasih kak, sangat bermanfaat :)
BalasHapusSama sama dek
HapusMakasih kunjungannya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus